BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Tidak bisa dipungkiri bahwa peradaban manusia tidak bisa
dipisahkan dari Perkembangan ilmu dan teknologi sekarang ini dan masa depan.
Demikian pesatnya kemajuan sains seiring perubahan waktu. Hampir tidak
terelakan lagi, aspek kehidupan harus menyesuaikan dengan arah perubahan
tersebut. Pelayanan kesehatan pun demikian, sebagai akibat dari pergeseran
pemanfaatan sumber daya yang menuntut efisiensi dan akselerasi. Relevansi
dengan penyediaan pelayanan kesehatan saat ini, maka dipandang perlunya
reformasi pelayanan kesehatan kearah layanan publik yang mengutamakan pemenuhan
kebutuhan pelanggan, bukan pelayanan kesehatan yang ditentukan oleh
penyelenggara pelayanan kesehatan itu sendiri. Pendeknya pergeseran pola
pelayanan dari produk yang ditentukan oleh lembaga kesehatan melalui
program-program yang dijabarkan oleh pemerintah ke arah pelayanan kesehatan
yang bertumpu pada mekanisme pasar.
Terapan konsep pelayanan kesehatan terdahulu pula, kala
itu perhatian pada dimensi tehnis pelayanan kesehatan, lebih dominan menjadi
pertimbangan dalam pengambilan keputusan bila dibandingkan dengan aspek
manajemen itu sendiri. Adanya asumsi pimpinan lembaga kesehatan bahwa, untuk
memudahkan pencapaian tujuan pelayanan kesehatan maka daya dukung sumberdaya
harus disesuaikan dengan prosedur tehnis, guna memperkecil kemungkinan hambatan
yang terjadi saat produktifitas. Sejalan kemajuan waktu, capaian kinerja
pelayanan belum menunjukan akselerasi dengan pendekatan tehnis yang telah
ditetapkan oleh kebijakan lembaga itu sendiri. Kesalahan berpikir pimpinan,
menjadi kurang optimal dalam pelayanan kesehatan. Gaya kepemimpinan yang
diterapkan bersifat kaku, mekanistik dan lambat dalam pengendalian
produktifitas. Kondisi ini cenderung menciptakan organisasi klasik yang tidak
berorientasi masa depan.
Bertolak dari gambaran sebagaimana yang telah dipaparkan
diatas menjadi suatu asupan dalam memudahkan pengelolaan suatu pelayanan
kesehatan. Saat ini penemuan-penemuan baru dalam kaitan pelayanan kesehatan,
telah memperdalam pengembangan metode praktis pelayanan publik.
Didalam negara demokratis, peran negara memiliki
tugas untuk
memberikan pelayanan publik. Semakin tinggi
mutu pelayanan negara/pemerintah
kepada rakyatnya menunjukkan semakin beradab sebuah negara/pemerintahan. Dinegara-negara maju, telah diatur standar minimalkualitas
pelayanan, sedangkan pada negara-negara berkembang telah mulai mengikuti
denganmenerapkan standar pelayanan minimal.
Pelayanan prima merupakan sebuah tuntutan didalam proses
pelayanan publik. Sektor kesehatan merupakan sektor publik yang mengemban
fungsi untuk melaksanakan pelayanan publik yang berkualitas atau pelayanan
prima.
Dalam proses manajemen mutu layanan, sektor kesehatan
yang memiliki peran langsungdalam pelayanan publik seperti rumah sakit dan
puskesmas telah berlomba-lomba menerapkanstandar pelayanan prima. Beberapa
rumah sakit dan puskesmas telah mendapatkan sertifikasi pelayanan prima
ISO 9001.2008 sebagai bukti komitmen manajemen rumah sakit dan puskesmastelah
dikelola secara profesional sesuai standar mutu layanan.
1.2
Rumusan
Masalah
1. Apa
yang dimaksud dengan pelayanan prima?
2. Bagaimana
pentingnya pelayanan prima dalam kesehatan?
3. Apa
saja prinsip-prinsip pelayanan prima?
4. Bagaimana
perilaku dalam pelayanan prima?
5. Bagaimana
pelayanan prima dalam bidang kesehatan?
1.3
Tujuan
1.3.1 Tujuan umum
Mengetahui pelayanan prima dalam
bidang kesehatan.
1.3.2 Tujuan khusus
1. Mengetahui
definisi pelayanan prima.
2. Mengetahui
pentingnya pelayanan prima dalam kesehatan.
3. Mengetahui
prinsip-prinsip pelayanan prima.
4. Mengetahui
perilaku dalam pelayanan prima.
5.
Mengetahui pelayanan prima dalam bidang
kesehatan.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1
Definisi
Pelayanan
prima di bidang kesehatan ( Health
Excellent Service ), Health costumer
caresecara harfiah berarti pelayanan kesehatan yang sangat baik atau
pelayanan kesehatan terbaik. Pelayanan prima adalah faktor kunci dalam
keberhasilan pencapaian tujuan program kesehatan, khususnya dalam bidang
pelayanan masyarakat.
Jika
program pelayanan masyarakat ingin dapat tumbuh dan berkembang, maka program biasa
dapat melakukan upaya-upaya terobosan untuk dapat bertahan dalam persaingan.
Program akan dapat diuntungkan dan dapat dukungan
jika dapat memberikan pelayanan kepada masyarakat yang terus meningkat.
Untuk
melaksanakan hal ini, kita perlu meningkatkan jumlah dukungan pelanggan program
yang kita miliki. Dengan demikian kita hendaknya memiliki sistem yang dapat
mempertahankan dukungan pelanggan. Seperti halnya mendapatkan dukungan
pelanggan yang baru. Dalam hal untuk mendapatkan simpati baru, pelayanan bidang
kesehatan juga perlu mempertahankan loyalitas konsumen / pelanggannya yang
telah ada.
Pelayanan
prima bidang kesehatan ( Health
costumer care ) berarti upaya memelihara dan mempertahankan
para pelanggan pelayanan kesehatan dan terus melakukan upaya
menambah pelanggan baru.
Banyak
aspek yang perlu dijadikan bahan permikiran dan bahan pertimbangan agar dapat
mewujudkan kepuasan pelanggan pelayanan kesehatan dan bukan hanya sekedar
memberikan janji pelayanan yang terbaik. tetapi ternyata dalam praktek pelayanannya
tidak baik.
Pelayanan
prima bidang kesehatan ( Health
costumer care ) yang baik dibutuhkan kesiapan semua anggota
pelaksana program tanpa kecuali. apakah mereka
yang berhubungan langsung atau tidak langsung dengan para pelanggannya, untuk
dapat melaksanakan tugas dan bekerjasama bersama orang lain. Untuk itu
dibutuhkan rasa percaya diri untuk menyesuaikan dan mempertimbangkan kepercayaan dan menjaga rahasia pelanggan yang ada pada kita.
Pelayanan
prima dibidang eksehatan ( Health costumer care ) bukan hanya sekedar memberikan susuatu layanan tehnis kesehatan
saja tetapi juga layanan informasi pelayanan kesehatan. Hal ini memerlukan sedikit layanan ekstra dengan harapan pelayanan yang akan diperoleh adalah pelayanan terbaik.
Menurut Elthainammy
(1990), Pelayanan Prima (excellence service) adalah
suatu sikapatau cara karyawan dalam melayani pelanggan
secara memuaskan. Dari defenisi tersebut dapatdipahami bahwa
pelanggan/penerima layanan merupakan faktor penting dalam unsur PelayananPrima.
Kebutuhan dan harapan pelanggan/penerima layanan selalu menjadi alat evaluasi
bagi penyelenggara pelayanan public agar memenuhi standar kualitas
layanan. Karena itu standar kualitas layanan terkait erat dengan kepuasan
penerima layanan/pelanggan.
2.2
Pentingnya
Pelayanan Prima
Pelayanan
prima kesehatan, adalah salah satu pelayanan yang dirindukan oleh masyarakat
pada saat ini, adalah pelayanan kesehatan yang dapat memperhatikan kebutuhan
dari masyarakat, yakni jika unit pelayanan masyarakat yg ingin maju dan
mengharapkan pelanggannya untuk memakai atau memanfaatkan jasa pelayanannya,
maka unit pelayanan tersebut harus dan tetap mengajak (baca: melalui promosi )
kepadapelanggannya agar selalu memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan .
Walaupun
banyak sudah unit lain yakni pihak swasta yang menawarkan produk-produk jasanya
untuk bersaing. Maka barang siapa yang tetap konsisten terhadap azas kepatuhan
pelayanan prima, maka dialah yang akan jadi pemenangnya.
Masyarakat
sekarang ini semakin cerdas dalam menilai dari setiap langkah yang akan diambil,
karena kebutuhannya selalu di hitung dengan rincian untung rugi secara ekonomi
yang terkadang agak terlalu rijit. Maka unit pelayanan kesehatan pun sudah saatnya
melakukan reevaluasi dan pembenahan dari kebijakan yang telah dibuat, apakah
menurut anggapan pelanggannya secara ekonomi menguntungkan atau tidak. Jika
dalam perhitungan tersebut lebih cenderung berpihak pada keuntungan para
pelanggannya , maka produk pelayanan kesehatan tersebut kemungkinan besar akan
diminati oleh masyarakat pelanggan / pendukungnya. Namun juga jangan salah,
tanpa dibarengi peran promosi yang efektif hal ini akan lama sampai pada tujuan
akhir.
Pelayanan
prima bidang kesehatan , penting bagi unit pelaksana pelayanan kesehatan ,
termasuk pimpinan dan staf pelayanan tersebut. Ini catatan penting bagi civitas
unit pelaksana pelayanan tersebut karena dapat meningkatkan citra dan
mempertahankan loyalitas pelanggan serta membantu untuk menyamakan misi dan visi
dari programnya.
2.3
Prinsip-Prinsip
Pelayanan Prima
Pelayanan prima bidang kesehatan,
dikembangkan berdasarkan prinsip 3 A. Pertama, kita harus menyajikan Attitude
(sikap) yang benar. Kedua, kita harus saling memberikan Attention (perhatian)
yg tidak terbagi . ketiga , semua pelanggan senantiasa mencari action
(Tindakan)
Pelayanan prima berdasarkan konsep
attituide (sikap) meliputi tiga prinsip berikut:
a) Melayani pelanggan berdasarkan
penampilan yang sopan dan serasi.
b) Melayani pelanggan dengan berfikir
positip sehat dan logis.
c) Melayani pelanggan dengan sikap
selalu menghargai.
Pelayanan prima berdasarkan
attention (perhatian) meliputi tiga prinsip :
a) Mendengar dan memahami secara
sungguh-sungguh kebutuhan para pelanggan.
b) Mengamati dan menghargai kepada para
pelanggannya.
c) Mencurahkan perhatian penuh kepada
para pelanggan.
Pelayanan prima berdasarkan action
(tindakan) meliputi lima prinsip :
a)
Mencatat
setiap pesan para pelanggan.
b)
Mencatat
kebutuhan pelayanan
c)
Menegaskan
kembali kebutuhan pelayanan
d)
Mewujudkan
kebutuhan pelanggan
e)
Menyatakan
terima kasih dengan harapan pelanggan masih mau kembali setia untuk
memanfaatkan pelayanan.
Hal-hal yang perlu diperhatikan yang
berkaitan dengan konsep pelayanan prima bidang kesehatan, yaitu :
1) Apabila dikaitkan dengan tujuan
pemerintah dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat maka
pelayanan prima kesehatan adalah pelayanan kesehatan yang terbaik kepada
masyarakat.
2) Pelayanan prima kesehatan didasarkan
pada struktur pelayanan terbaik.
3) Untuk instansi yang sudah mempunyai
standar pelayanan kesehatan maka pelayanan prima , yaitu adalah pelayanan yang
memiliki standar.
4) Apabila pelayanan selama ini sudah
sesuai dengan standar, maka pelayanan prima upaya mencari terobosan sehingga
berarti pelayanan yang diberikan dapat melebihi standar.
5) Untuk instansi yang belum mempunyai
standar pelayanan maka pelayanan prima adalah pelayanan yang terbaik dari
instansi yang bersangkutan. Usaha selanjutnya adalah menyusun standar pelayanan
prima.
2.4
Perilaku
Dalam Pelayanan Prima
Dalam memberikan
pelayanan yang bermutu tinggi dan memuaskan pelanggan, faktor peilaku manusia
adalah dapat menentukan, selain bentuk isi (content) mutu barang
atau jasa yang diberikan.
Perilaku yang
baik pertama dalam memberikan pelayanan menurut De Vriye, et al. adalah :
a) Self Esteem :
Penghargaan terhadap diri sendiri, dengan pandai menghargai dirinya sendiri,
seorang karyawan akan berpikiran dan bertindak positif terhadap orang lain,
sehingga pandai menghargai pelanggan dengan baik. Dengan demikian pelayanan bukan
menundukkan diri.
b) Exceed
Expectations (melampaui harapan) : Memberikan pelayanan dengan
melebihi apa yang diharapkan pelanggan (mematuhi dan melebihi standar) secara
konsisten.
c) Ricovery (pembenahan) :
Adanya keluhan pelanggan jangan dianggap sebagai suatu beban masalah namun
suatu peluang untuk memperbaiki atau meningkatkan diri. Apa masalahnya,
dengrkan pelanggan, kumpulkan data, bagaimana pemenuhan standarnya.
d) Vision (visi) :
Pelayanan yang prime berkaitan erat dengan visi organisasi. Dengan budaya kerja
atau budaya organisasi (Corporate Culture) atau Budaya mutu (Quality Culture)
dalam pelayanan prima, visi, impian akan dapat diwujudkan sepenuhnya seperti
yang diharapkan.
e) Improve
(Perbaikan atau peningkatan) : Peningkatan mutu pelayanan secara terus menerus
(Continous Improvement) dalam memberikan kepuasan kepada pelanggan agar tidak
ditinggalkan. Karena para pesaing ingin berusaha meningkatkan diri untuk
menarik hati pelanggan. Meningkatkan diri dapat dengan pendidikan dan latihan
sebagai modal, membuat standar pelayanan lebih tinggi, menyesuaikan tuntutan
lingkungan dan pelnggan, dan merencanakan pelayanan yang baik bersama karyawan
sejak awal.
f) Care (perhatian)
: Perhatian atau perlakuan terhadap pelanggan dengan baik dan tulus. Memenuhi
kebutuhannya, memperlakukannya dengan baik, menjaga dan memenuhi standar mutu
sesuai dengan standar ukuran yang diharapkan.
g) Empower (Pemberdayaan)
: Memberdayakan agar karyawan mampu bertanggung jawab dan tanggap terhadap
persoalan dan tugasnya dalam upaya peningkatan pelayanan yang bermutu.
2.5
Pelayanan
Prima Dalam Bidang Kesehatan
Dalam instruksi
Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.828/MENKES/VII/1999 tentang Pelaksanaan
Pelayanan Prima Bidang Kesehatan, dijelaskan bahwa:
Berdasarkan
aspek – aspek kesederhanaan, kejelasan, kepribadian, keamanan, efisiensi,
ekonomis, keadilan, ketepatan waktu, kebersihan, kinerja dan juga sikap
perilaku, maka pelaksanaan pelayanan prima bidang kesehatan perlu memperhatikan
hal – hal sebagai berikut :
1. Mengupayakan
paparan yang jelas melalui papan informasi atau petunjuk yang mudah dipahami
dan diperoleh pada setiap tempat / lokasi pelayanan sesuai dengan
kepentingannya menyangkut prosedur / tata cara pelayanan, pendaftaran,
pengambilan sample atau hasil pemeriksaan, biaya / tarif pelayanan serta jadwal
/ waktu pelayanan.
2. Setiap aturan
tentang prosedur / tata cara / petunjuk seperti yang tersebut diatas harus
dilaksanakan secara tepat, konsisten, konsekuen sesuai dengan peraturan
perundang – undangan yang berlaku.
3. Hak dan
kewajiban pemberi atau penerima pelayanan diatur secara jelas setiap
persyaratan yang diwajibkan dalam rangka menerima pelayanan harus mudah
diperoleh dan berkaitan langsung dengan kepentingan pelayanan serta tidak
menambah beban masyarakat penerima pelayanan.
4. Tersedia loket
informasi dan kotak saran bagi penerima pelayanan yang mudah dilihat / dijumpai
pada setiap tempat pelayanan. Saran yang masuk harus selalu dipantau dan
dievaluasi, bila perlu diberi tanggapan atau tindak lanjut dalam rangka upaya
perbaikan dan peningkatan mutu pelayanan.
5. Penanganan
proses pelayanan sedapat mungkin dilakukan oleh petugas yang berwenang atau
kompeten, mampu terampil dan professional sesuai spesifikasi tugasnya. Setiap
pelaksanaan pemberian pelayanan dan hasilnya harus dapat menjamin perlindungan
hukum dan dapat dijadikan alat bukti yang sah.
6. Selalu
diupayakan untuk menciptakan pola pelayanan yang tepat sesuai dengan sifat dan
jenis pelayanan yang bersangkutan dengan mempertimbangkan efisiensi dan
efektivitas dalam pelaksanaannya.
7. Biaya atau
tarif pelayanan harus ditetapkan secara wajar dengan memperhitungkan kemampuan
masyarakat. Hendaknya diupayakan untuk mengatur mekanisme pungutan biaya yang
memudahkan pembayarannya dan tidak menimbulkan biaya tinggi. Pengendalian dan
pengawasan pelaksanaannya harus dilaksanakan dengan cermat, sehingga tidak
terdapat titipan pungutan oleh instansi lain.
8. Pemberian
pelayanan dilakukan secara tertib, teratur dan adil, tidak membedakan status
social masyarakat. Cakupan / jangkauan pelayanan diupayakan seluas mungkin
dengan distribusi yang merata.
9. Kebersihan dan
sanitasi lingkungan tempat dan fasilitas pelayanan harus selalu dijamin melalui
pelaksanaan pembersihan secara rutin dan penyediaan fasilitas pembuangan sampah
/ kotoran secukupnya sesuai dengan kepentingannya.
10. Selalu
diupayakan agar petugas memberikan pelayanan dengan sikap ramah dan sopan serta
berupaya meningkatkan kinerja pelayanan secara optimal dengan kemampuan
pelayanan yang tersedia dalam jumlah dan jenis yang cukup.
BAB III
PENUTU
3.1 Kesimpulan
Pelayanan prima kesehatan, adalah salah satu pelayanan yang
dirindukan oleh masyarakat pada saat ini, adalah pelayanan kesehatan yang dapat
memperhatikan kebutuhan dari masyarakat, yakni jika unit pelayanan masyarakat
yg ingin maju dan mengharapkan pelanggannya untuk memakai atau memanfaatkan
jasa pelayanannya. Pelayanan prima bidang kesehatan ( Health costumer care ) yang baik dibutuhkan kesiapan semua anggota pelaksana program tanpa kecuali. apakah mereka yang berhubungan langsung atau tidak langsung
dengan para pelanggannya, untuk dapat melaksanakan tugas dan bekerjasama
bersama orang lain.
Dalam memberikan pelayanan yang bermutu
tinggi dan memuaskan pelanggan, faktor peilaku manusia adalah dapat menentukan,
selain bentuk isi (content) mutu barang atau jasa yang diberikan.
3.2 Saran
Makalah ini
mencoba membahas konsep pelayanan prima di bidang kesehatan. Diharapkan melalui makalah ini, mahasiswa dapat
mengetahui tentang pelayanan prima dan bisa menerapkannya dalam keperawatan. Kelompok menyadari
bahwa apa yang disajikan masih jauh dari kesempurnaan, dan oleh karenanya
kelompok sangat mengharapkan masukan dari rekan-rekan mahasiswa dan terlebih
kepada Ibu dosen pembimbing mata kuliah ini, sehingga apa yang dibahas diatas
tidak hanya merupakan sesuatu yang sifatnya hanya merupakan sebuah konseptual,
melainkan dapat menjadi pijakan bagi mahasiswa dalam mengaplikasikannya.
DAFTAR PUSTAKA
IDI
Balikpapan. 2011. Pelayanan Prima Di
Rumah Sakit. Retrived, 29 Desember 2013, from http://idibalikpapankaltim.blogspot.com/2011/09/pelayanan-prima-service-excellent-di.html
Rachmad,
Edy. 2011. Pelayanan Prima Bidang
Kesehatan. Retrived 29 Desember 2013, from http://www.waspadamedan.com/index.php?option=com_content&view=article&id=14720&catid=59&Itemid=215
BalasHapusObat Tradisional Ensefalopati
Terimakasih atas informasinya sangat bermanfaat dan menarik :)
BalasHapusobat alami bradikardia
Informasinya sangat menarik
BalasHapusObat Tradisional Amebiasis
Informasinya sangat menarik
BalasHapusObat Tradisional Ascariasis
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusInformasinya sangat menarik
BalasHapusObat Tradisional Akalasia
Thank you for information anf good luck for you
BalasHapusobat alami brucellosis
Terimakasih atas informasinya :)
BalasHapusobat alami atasi folikulitits
Terimakasih atas informasinya , sangat bermanfaat dan menarik
BalasHapusobat alami hemokromatosis
Terimakasih atas informasinya sangat bermanfaat dan menarik :)
BalasHapusobat alami radang usus
Berkah Walatra
konsep blog nya bagus, hanya pemilihan warna nya bisa di sesuaikan agar lebih mudah membacanya, saya sukak
BalasHapus